Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cerita Pendek Dari Leo Tolstoy: Tuhan Maha Tahu

Cerpen Tuhan Maha Tahu Tapi Dia Menunggu Ini adalah tulisan adaptasi dari cerita pendek inspiratif karangan Pangeran Lev Nikolayevich Tolstoy  berjudul The God Sees The Truth but Waits.

Sebelum melanjutkan membaca cerpen adaptasi dari karya Leo Tolstoy ini ada baiknya kita mengetahui beberapa petunjuk atau istilah agar kita mudah dalam membedakan nama untuk tempat dan orang / karakter.

Leo Tolstoy adalah seorang penulis, filsuf, dan aktivis sosial Rusia yang lahir pada tahun 1828. Dia merupakan salah satu penulis terbesar dalam sejarah Rusia dan dunia, terkenal dengan karya-karya besar seperti "War and Peace" dan "Anna Karenina". Karya-karya Tolstoy sangat luas cakupannya dan menyentuh berbagai topik, termasuk kemanusiaan, kejahatan, dan keadilan. Tolstoy juga merupakan seorang filsuf yang memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial, dan terkenal dengan pandangan-pandangannya tentang agama dan kebebasan individu. Dia merupakan tokoh yang penting dalam sejarah Rusia dan sangat berpengaruh di dunia sastra dan filsafat.

Perlu dimaklumi karena nama-nama ini bukan nama tempat dan karakter dari istilah bahasa Indonesia yak.

Nama-nama karakter
-Ivan Dimitrich Aksinov
-Makar Semyonich

Nama-nama tempat
-Vladmir
-Nishny

Cerita pendek leo tolstoy di blog www.sidikis.my.id

Awal Yang Indah Dari Cerpen Tuhan Maha Tahu Tapi Tuhan Menunggu

Cerpen Panjang ini diwali dengan gambaran kehidupan yang menyenangkan  Si Tokoh Utama, Aksinov.

Di sebuah kota bernama Vladmir hiduplah seorang saudagar kaya dengan dikarunia keluarga bahagia di bernama Ivan Dimitrich Aksinov, yang akrab dipanggil Aksinov. Aksinov.

Waktu muda Aksinov adalah seorang yang berwajah tampan (good looking) suka memainkan alat musik dan hobi bernyanyi dan tentu disukai banyak wanita.

Sebagaimana anak pada banyak generasi dia salah satu pemuda yang hobi minum-minum dan lumayan reseh ketika mabuk. Namun dikemudian hari sifat-sifat buruknya banyak berubah setelah menikah dengan wanita pilihannya, yang dia cintai sepenuh hati.

Setelah berkeluarga Aksinov mengisi hari-harinya dengan berdagang, dia adalah tipe pria bertanggung jawab yang bekerja keras untuk keluarga sosok idaman wanita masa lalu, masa kini dan wanita masa depan, gak kayak kamu, iya kamu yang lagi baca ini, Pemalas!

Dengan kegiatan jualannya dia sukses memiliki dua toko besar di kota Vladmir. Aksinov merasa diberkahi diberi kecukupan dan keluarga bahagia, ditambah lagi Aksinov dikaruniai 2 orang anak, 1 anak baru berumur 5 tahun satunya lagi masih menyusu, benar-benar keluarga yang sempurna!

Firasat Dan Awal Mula Kisah Pilu

Suatu hari pada musim panas aksinov akan pergi berdagang meninggalkan kota, kota itu bernama Nizhny. Askinov merasa sangat antusias dan semangat kali ini, dalam benaknya misi jualan kali ini akan menghasilkan uang banyak dan akan menjadi keuntungan yang sangat besar.

Karena misi jualan kali ini memang besar, butuh beberapa hari bagi Aksinov mempersiapkan dagangannya. Hingga pada harinya tiba untuk berangkat, dia berpamitan pada istri tercinta dan meminta didoakan.

 "Aku mau berangkat, doakan aku bisa pulang membawa banyak uang" kata Aksinov pada istrinya.
"Jangan pergi hari ini, perasaanku tidak enak." Jawab sang istri.

Aksinov menjawab "Bagaimana mungkin?! Hari keberangakatan ini sudah aku persiapkan jauh-jauh hari, aku tidak akan menundanya."

Istrinya dengan sedikit memelas menjelaskan, "Dalam mimpi semalam aku melihat rambutmu sudah beruban saat pulang, aku tidak ingin hal-hal buruk menimpamu."

"Hahah, jangan terlalu diambil hati, jangan habiskan pikiranmu untuk hal macam itu, itu hanya mimpi, bisa jadi itu pertanda keberuntungan, biarkan aku cium keningmu, setelah ini izinkan aku pergi.", Sahut Aksinov.

Istrinya tidak bisa mencegah, dia nampak kahwatir saat melepas suaminya berangkat berdagang menuju Kota Nishny.

Minum-Minum Di Penginapan

Askinov berangkat, dikarenakan jarak yang jauh maka ditengah perjalanan mau tidak mau Aksinov mencari penginapan untuk beristirahat.

Kebetulan sebagaimna tradisi musiman, dalam perjalanan dagang kali ini diapun bertemu dengan saudagar lain yang juga akan menuju kota Nishny.

Aksinov dan sodagar itu menginap di penginapan yang sama. Malam dilewati dengan sedikit minum-minum dan memainkan alat musik untuk menemani obrolan karena kebetulan kamar merka bersebelahan. Setelah merasa lelah dan mengantuk karena perjalanan siang tadi, masing-masing pun segera kembali ke kamar untuk beristirahat.

Aksinov sangat lelah dan juga merasa esok harus berangkat sebelum fajar karena perjalanan masih jauh, dia segara tidur setelah masuk kamar. Dia tidur lelap tapi tidak begitu lama. Dia bangun, membayar kasir untuk ongkos penginapan semalam.

Aksinov tidak membangunkan teman yang ada di kamar sebelah karena dia pikir tidak mendapat pesan untuk membangunkannya.

Aksinov melanjutkan perjalanan dengan lancar. kemudian dia berhenti di suatu tempat dengan maksud memberi makan dan minum untuk kuda-kudanya yang nampak sudah kelelahan.

Aksinov Ditangkap Polisi

Saat Aksinov memberi makan dan minum kuda-kudanya tiba-tiba terdangar lonceng dari kereta aparat. Mereka adalah seorang perwira dan bebrapa pengawal, mereka datang dengan tergesa-gesa menemui Aksinov.

Aksoinov Ditangkap Polisi

Aksinov yang belum tahu apa-apa sempat menawari minuman pada para aparat, mencoba mengajak mereka minum teh bersama.

"Dimana anda semalam Tn. Aksinov?" Pertanyaan tegas seorang Perwira yang agak membuat Aksinov merasa aneh, merasa dirinya diintrogasi.

"Semalam anda bersama siapa? Apakah anda menginap di penginapan yang sama dengan seorang sodagar?" Tanya Perwira mendesak.

Askinov menjawab dengan nada sedikit protes "Mengapa anda seakan mengintrogasi saya, saya hanya sedang melakukan perjalanan dagang, apa salah saya?"

Kemudian Si Perwira menjelaskan dengan gamblan "Saya seorang Perwira yang bertugas di wilayah ini, saya bertanggung jawab mengurus kemanan di sini, dan mereka adalah para pengawal saya." sambil menunjuk para pengawlanya.

Si Perwira melanjutkan, "Seorang sodagar telah mati dengan leher tergorok, menurut informasi yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, semalam anda menginap di tempat yang sama dengannya." Terang Si Perwira sembari menyuruh pengawalnya memeriksa barnag-barang bawaan Aksinov.

Informasi dari Si Perwira membuat Askinov terkejut, karena dia semalam sempat minum bersama dengan sodagar tersebut. Askonov masih dalam keadaan linglung saat para prajurit pengawal Si perwira memeriksa satu demi satu barang-barang yang di bawa Askinov termasuk kantong dan tasnya.

Tidak selang beberapa lama hal mengejutkan lainnya mengguncang Askinov, prajurit menemukan pisau berlumuran darah yang sudah mengering.

"Pisau siapa ini?! Darah apa ini?" Introgasi Si Perwira.

Aksinov tertekan dan kalut "Aku tidak tahu , itu bukan milikku." Jawab aksinov terbata-bata.

Aksinov bersumpah bahwa dia tidak tahu apa-apa. Dia mencoba menjelaskan tapi dia tahu penjelasannya tidak akan berarti banyak.

Aksinov sangat takut dengan apa yang akan terjadi. Dan benar saja, Si Perwira dengan tegas memerintahakan teamnya untuk segara menangkap dan mengikat Aksinov dan membawanya untuk ditahan. Selain itu semua barang Aksinov juga disita untuk penyelidikan dan jaminan.

Di sisi lain informasi yang di dapat Si Perwira tentang masa muda Aksinov yang gemar mabuk juga membuatnya merasa yakin bahwa Aksinov pelakunya. Ini menjadi hal lain yang akan mempersulit Aksinov

Kabar ditangkapnya Aksinov yang jadi tersangka pembunuhan cepat tersebar luas dari mulut ke mulut hingga sampai ke telinga istri yang mencintainya. Hal ini menjadi isu yang sangat menyakitkan keluarga Aksinov.

Sekarang Aksinov dalam tahanan pihak berwajib. Dia berharap istrinya menemuinya karena dia berpikir istrinya akan menjadi satu-satunya orang yang akan mempercayainya dan tetap setia padanya saat semua orang meyakini bahwa dia sorang pembunuh.

Beberpa hari berlalu istri Aksinov pun menjenguk suaminya yang sekarang sudah mengenakan baju tahanan. Sang istri yang terbiasa melihat suaminya tampil cakap kini menemui realita bahwa suaminya satu sell dengan para pencuri dan penjahat.

Hal ini menjadi pemandangan yang memilukan. Sang istri mengungkapkan kesedihannya dan mempertanyakan kebenaran yang terjadi, Aksinov hanya bisa membela diri dengan mengatakan bahwa dia tidak melakukannya.

"Demi Tuhan bukan aku pelakunya." tekan Aksinov mencoba menjelaskan kasus ini pada istrinya sambil memeluk-meluk anaknya yang masih kecil.

Sebagai istri tentu berharap keadilan ditegakkan dengan harapan suaminya yang tidak bersalah dapat dibebaskan.

"Apa yang akan kita lakukan untk membebaskanmu?" Tanya istri pada Askinov. Askinov tidak bisa menjawab meski dia merasa tidak bersalah, Askinov lebih nampak putus asa karena dia sadar tidak punya cukup bukti kuat yang dapat membelanya.

"Maaf Nyonyah harus segera keluar meningalkan ruangan ini, waktu kunjung telah habis." ucap seorang penjaga yang seketika menghancurkan hati keluarga Askinov yang sedang diliputi rasa kebersamaan.

Kehidupan Aksinov Dalam Penjara

Oleh Pengadilan Askinov dijatuhi hukuman seumur hidup dengan bukti yang cukup kuat. Askinov menjalani kepahitan hidup diluar dugaannya, Askinov yang sejak kecil terbiasa merasa diberkahi dengan banyak kesenangan dan kesuksesan kini harus menjalani hari-hari yang berat.

Sekali dua kali istri dan anak-anak Aksinov menjenguknya untuk melepaskan rasa rindu. Kemudian lama kelamaan semakin jarang hingga istrinya tidak pernah lagi berkunjung, bagaimanapun banyak faktor penyebabnya, diantranya kesusahan ekonomi stelah Aksinov menjadi tahanan.

Aksinov menjalani kehidupn di dalam penjara dan bertemu makar

Sekarang Askinov sendirian, dia tidak berdaya. Dia masih kerap mendapat hukuman berupa sisksaan cambuk dan verbal oleh para petugas.
Sekarang Aksinov merasa bagiakan ada di dalam neraka.
Hari, minggu, tahun ke tahun Aksinov jalani, hingga tidak sadar sudah 20 tahun lebih dia menjalani hukuman ini. Selama itu pula dia tidak pernah bisa tersenyum apalagi tertawa, semua keceriaannya punah.

Dia jarang bicara dengan tahanan lainnya meski tahanan lainnya kini sudah menganggap dan menghormati Aksinov sebagai yang dituakan.

Dia jarang bicara dan bercanda hanya saja lebih sering merenung dan berdoa.

Di dalam penjara Aksinov mengerjakan beberpa program pekerjaan, dari pekerjaan ini dia mendapatkan sedikit upah. Sebagian upahnya dia gunakan untuk membeli buku-buku bacaan.

Buku bacaan ini yang dia jadikan media hiburan dan pelipur lara.

Dengan karakter Aksinov yang sedikit bicara dan banyak beroda, orang-orang di dalam penjara dan para penjaga menjuluki Askinov sebagai 'Orang Saleh'.

Aksinov tidak pernah membuat keonaran dan menyakiti siapapun meski dengan ke-senior-annya dia bisa melakukan hal itu.

Askinov juga kerap dijadikan juru damai saat ada perselisihan antar sesama tahanan, mengemban sebagai juru bicara juga karena diandalkan oleh para penghuni penjara jika ada sesuatu yang ingin disampaikan pada petugas, baik itu keluhan ataupun usulan.
Penghuni penjara percaya jika Askinov yang bicara pasti akan disimak oleh para petugas.

Moment Kedatangan Tahanan Baru

Sperti biasanya dalam hari-hari selalu saja ada tahanan baru yang masuk, beberpa dari tahanan baru ini kerap ditanyai banyak hal oleh tahanan lama. Tentang asal kota, kasus dan banyak lagi.

Salah satau tahanan baru ini ada yang nampak sudah tidak muda lagi. Meski usianya sudah 60 an tapi dia masih nampak gagah dan berperawakan tegap.

Dalam sesi ini dia mencoba menceritakan kasus yang dia alami hingga membawanya masuk penjara.

Dia bercerita pada tahanan lain "Nama ku Makar Semyonich, begini kasus yang aku alami." Ucapnya dengan gaya menerangkan.

"Aku mengambil kuda yang sedang diikat di pohon, kemudian aku dituduh pencuri, aku menjelaskan pada aparat bahwa aku mengambil kuda tersebuat agar aku bisa mengendarainya untuk pulang ke rumah lebih cepat, lagian pemiliknya adalah temanku sendiri, jadi aku pikir itu tidak mengapa." Jelas Makar.

"Tapi mereka tetap bersikeras bahwa aku mencuri meski mereka tidak tidak tahu bagaimana aku mencurinya." Sambungnya tentang penangkapan dan penahanan atas dirinya adalah terlalu memaksakan dan tidak dapat dibenarkan.

"Iya aku memang pernah melakukan kejahatan di masa lalu tapi aku tidak tertangkap saat itu." Seloroh Makar merasa perlu dikagumi atas kejahatannya yang tidak terungkap di masa lalu.

Di sela-sela penjelasan Makar Semyonich atas kasusnya, tiba-tiba ada orang yang menyela bertanya dari mana asalnya,

"Aku dari Kota Vladmir." jawab Makar.

Aksinov yang posisinya tidak jauh dari orang-orang itu terkejut mendengar tahanan yang baru datang berasal dari Kota Vladmir.

Hal ini membuat Askinov tertarik untuk bertanya pada Makar, karena itu kota tempat tinggalnya dahulu dan keluarganya ada di sana.

"Hei kau, kau dari Kota Vladmir? Apa kau pernah dengar kisah Askinov? Bagiamana keadaan keluarganya sekarang?" Tanya Askinov dengan sangat penasaran.

"Kasus Askinov?!... Tentu saja aku tahu, Askinov terkenal sebagai sodagar yang kaya, tapi sepertinya tanggnnya juga berlumur dosa seperti kita." Jawab Makar dengan gaya sentimen, tidak menyadari bahwa yang bertanya adalah Aksinov itu sendiri.

"Omong-ngomong, mengapa engkau ada di sini kek, apa yang sudah anda lakukan hingga hari ini masih di sini?" Tanya balik Makar pada Aksinov. Tapi Askinov menjawab singkat dengan tarikan nafas yang berat "Aku di sini dan masih di dalam sini karena dosa-dosaku."

"Maksudnya dosa-dosa macam apa?" Lanjut Makar bertanya penasaran. Askinov tidak menjawab hanya saja tarikan nafasnya bertambah berat dan membuang pandangan, merasa tidak perlu menjawab panjang lebar.

Tapi ada saja teman Aksinov yang mencoba menjelaskan kronologi penangkapan dan penahanan Aksinov. Dia berkisah bahwa Aksinov berada di penjara ini karena salah paham, Aksnov telah difitnah oleh seorang pembunuh yang menyelipkan barang bukti dalam barang bawaannya. Jadi Askinov ini adalah korban salah tangkap tapi dia tidak cukup bukti untuk menyangkal.

Ketika Makar Semyonich mendengar penjelasan itu dia memandangi Aksinov dengan seksama. "Wow! Sungguh Luar Biasa! Kita dipertemukan di sini!"

Hal ini membuat para tahanan lain heran tentang apa yang membuat Makar terkejut.

Tapi tidak ada yang berani bertanya dan Makar juga enggan menjelaskan tentang ke-terkejutan-nya.

Aksinov Mendapat Kejutan

Dari yang makar ucapkan ini membuat Askinov bertanya-tanya dalam lamunan apakah Makar mengetahui kejadian sebenarnya di malam terkutuk itu.

Kemudian Aksinov lebih detail dalam mengajukan tanya " Hei Makar, apa kau pernah mendengar kisah tentang kejadian itu sebelumnya?"

"Dunia ini penuh dengan desas-desus, kejadian itu sudah lama sekali dan aku lupa dangan isu itu." Sahut Makar

"Bagaimana menurutmu, siapakah menurutmu yang membunuh sodagar itu?" tanya Askinov berlanjut.

Makar pun menjawab dengan sederhana "Pelakunya pastilah yang orang yang terbukti menyimpan pisau tersebut."

Dari ungkapan Makar kerena terkejut saat menyadari dia bertmeu Aksinov, Aksinov merasa yakin sekali bahwa Makar lah si pembunuh sodagar itu.

Setelah merasa yakin bahwa Makar pelakunya, kini malam-malam Aksinov kembali dipenuhi bayangan masa lalu dan dendam yang membuncah.

Ingatannya kembali menjelajahi masa lalu, tentang masa muda yang menyenangkan, tentang istrinya, tentang anak-anaknya.

Aksinov juga manusia, dia sangat menderita saat menyadari dia sendirian, tidak ada orang yang percaya bahwa dirinya tidak bersalah, dan meskipun beberapa orang percaya mereka tidak punya daya untuk mengatakan dan membela kebenaran.

Dua Titik Temu, Pertemuan Dua Titik

Pada suatu malam Aksinov berjalan-jalan di sekitaran penjara. Dia mendapati sesorang sedang menggali tanah, orang itu adalah Makar Semyonich, seseroang yang oleh Aksinov diduga kuat sebagai pembunuh yang telah memfitnahnya.

Tapi Aksinov enggan memandang Proyek Galian Makar, dia berusaha untuk berjalan meningalkan tempat itu tapi dicegah oleh Makar. "Tunggu pak tua! jangan coba-coba melaporkan galian ini pada penjaga!" Ancam Makar pada Aksinov.

"Nantinya kau juga akan aku ajak keluar melalui terowongan ini, jika sampai ketahuan aku bisa dihukum cambuk, tapi tidak sesederhana itu juga, karena sebelum mereka mencambukku aku akan membunuhmu." Ancam Makar pada Aksinov dengan lebih menekan.

Aksinov menjawab "Aku sudah tidak tertarik melarikan diri dan kau pun tidak perlu membunuhku karena sejaitnya kau sudah membunuhku dari sejak lama, aku sudah mati dari dulu!" bentak Aksinov.

"Dan kau camkan ini! Tentang melaporkan proyek galianmu pada penjaga atau tidak, biarlah Tuhan yang memberiku petunjuk." Kata Aksinov.

Balasan kalimat yang terlontar darin mulut Aksinov membuat Makar berpikir ulang untuk mengancamnya lagi.

Ujian Berat Yang Datang Menguji Lagi

Singkat cerita, pada suatu malam patroli penjaga penjara menemukan proyek galian yang dibuat oleh Makar, dengan serta merta ini membuat Pimpinan LP turun tangan dan langsung mengadakan sidak dan penyelidikan.

Semua tahanan diintrogasi, semua tahanan merasa takut karena hukuman bagi yang berusaha melarikan diri adalah cambukan yang sangat menyakitkan. Satu per satu diintrogasi dan ditanyai informasi tentang siapa yang menggali tanah dan berusaha kabur.

Banyak yang tahu bahwa pelakunya adalah Makar Semyonich, tapi mereka juag tidak tega mengadukannya. Hingga Pimpinan LP paham siapa yang perlu ditanyai, dia adalah Aksinov yang dilabeli oleh para tahanan dan penjaga sebagai orang yang jujur dan saleh.

Hal ini membuat Makar ketakutan tapi dia berusaha tenang dan berusaha bersikap seolah dia bukan pelakunya.

"Anda orang tua yang kami anggap sebagai orang yang salah dan jujur, para penjaga dan tahanan menghormatimu, sekarang katakan padaku siapa orang yang berusaha menggali tanah untuk melarikan diri?" Tanya Pimpinan LP.

Aksinov kesusahan menjawab, batinnya, pikirannya dipenuhi argumen tentang balas dendam dan kasihan.

Terbesit balas dendam karena dia telah kehilangan banyak hal atas semua kelakuan Makar, dia kehilangan istri, anak-anak, kotanya teman-temannya, hartanya terus sisi lain dia juga merasa kasihan jika harus melihat Makar Semyonich mendapat hukaman cambuk, karena dia sendiri pernah merasakannya di waktu awal dia masuk penjara.

Aksinov lama terdiam sehingga membuat Kepala LP bertanya lagi dengan lebih menekan " Baiklah Pak Aksinov, buktikan padaku bahwa anda orang yang jujur, siapakah orang yang menggali tanah itu?"

"Aku tidak tidak dapat mengatakannya Tuan, sepertinya Tuhan tidak ingin aku mengatakannya, lakukanlah apapun padaku jika anda ingin melakukannya, aku hanya seorang tahanan." Hal ini membuat Kepala LP frustasi, tapi disisi lain Aksinov adalah tahanan tua yang dia hormati semua orang.

Dengan pertimbangan bahwa Aksinov adalah orang saleh maka kasus ini pun ditutup tanpa hasil.

Leo Tolstoy cerita pendek
Foto Leo Tolstoy, Sumber Google

Penyesalan Dan Pencerahan

Di lain malam selanjutnya ketika Aksinov sudah bersiap memejamkan mata untuk tidur tiba-tiba dia didatangi oleh seseorang, dia adalah Makar Semyonich.

"Apalagi yang kau inginkan dariku?" Tanya Aksinov dengan geram. Makar berusaha menenagkan suasana kemudain berbicara lirih "Tuan, maafkanlah aku..." 

"Untuk perkara apa?" Tanya Aksinov.

"Akulah pelaku sesungguhnya yang membunuh sodagar itu, dan menyembunyikan pisaunya di dalam barang-barang yang kau bawa. Aku juga bermaksud membunuhmu saat itu, tapi ada suara keributan di luar penginapan yang membuatku membatalkan rencana itu." Jawab Makar.

Mendegar pengakuan ini membuat Askinov teridam, dia tidak menjawab.

Hal ini membuat Makar melututkan kaki memohon ampunan "Demi Kasih Tuhan, Maafkanlah aku Tuan Aksinov, maafkanlah aku, aku akan membuat pengakuan di depan para petinggi penjara bahwa akulah pelaku sesungguhnya, sehingga Tuan bisa bebas hari itu juga tuan bisa pulang ke rumah dengan nama yang bersih."

"Mudah bagimu bicara begitu." Timpal Aksinov.

"Aku hanya ingin kau tahu, aku menjalani 20 tahunan penderitaan karena ulahmu, kemana aku harus pulang?! aku sudah tua. Jika aku pulang pun, mungkin aku hanya akan merepotkan istri dan anak-anak, aku tidak ingin kemana-mana lagi."

Makar kesusahan bangkit dia hanya bisa menangis karena telah menyadari dirinya sudah merampas banyak hal dari kehidupan seseorang.


"Tuan maafkanlah aku." Makar masih saja meratap dan menangis meminta keikhlasan Aksinov. Tangisan dan ratapan Makar kali ini membuat Aksinov ikut meneteskan air mata dan berucap "Tuhan akan mengampunimu, aku menjalani semua ini mungkin kebeurukan padaku ratusan kali lebih buruk darimu."

Setelah mengikhlaskan kejadian itu, Aksinov merasa lebih ringan, hatinya merasa lebih nyaman, tidak ada lagi kerinduan pada rumah atau pulang.

Ia tidak punya hasrat lagi untuk keluar dari penjara, dia sudah merasa tua, yang tersisa hanya harapan waktu akhir hiidupnya di dunia segera tiba.

Kematian, Kebenaran Dan Penyesalan

Keesokan harinya, Makar berusaha memenuhi janjinya dia membuat sebuah pernyataan berupa pengakauan atas kejahatan-kejahatan yang dia lakukan yang sudah merugikan Aksinov.

Para petinggi dan pejabat segera merespon dengan cepat karena kasus ini sudah merugikan seseorang.

Para petugas diutus untuk membawa Ivan Dimitrich Aksinov ke kantor agar mendapat pembebasan segera.

Tapi tragis, petugas yang diutus kembali dengan kabar kematian, Askinov baru saja mati di ruang selnya dengan tenang dan damai.

Seketika Makar pun menangis terbebani rasa bersalah yang berat, para penjaga dan tahanan menangis sedih ditinggal orang saleh, para pejabat dan petinggi menanggung banyak penyesalan karena telah bersalah menangkap dan menghukum orang yang tidak bersalah.

Sekarang Aksinov sudah tenang, sudah selasai memerankan peran yang harus ia perankan di kisah Tuhan Maha Tahu tapi Tuhan Menunggu.

Konklusi Cerita Inspiratif Tuhan Maha Tahu

Menurutku sendiri cerpen ini menggambarkan realita manusia dan segenap sensasi yang dirasakan dalam perjalanan hidup.

Semisal tentang omongan seorang istri yang gagal disimak, oleh suami. Tentang hal-hal sepele yang kadang kita abaikan.

Kadang orang jahat merasa baik-baik saja atas kejahatannya sebelum ia diberi kesardaran logis oleh Tuhan bahwa kejahatan-kejahatan yang pernah dilakukan sangat merugikan, merusak dan menyedihkan.

Di bagian lain cerita ini ada kesadaran ilahiah yang menuntut keikhlasan dari karakter Aksinov. Sebagaimana hal-hal buruk yang menimpanya tidak merubah diriniya menjadi orang yang keji. Dan pemahaman bahwa hakekatnya dirinya tidak tahu menahu tentang rencana tuhan yang terucap dalam kalimat 'Mungkin aku ribuan kali lebih jahat darimu."

Apakah ada pesan lain dari cerita pendek karya tulis Leo Tolstoy ini? Tentu saja ada, silahkan kalian interpretasikan sendiri yak.

Post a Comment for "Cerita Pendek Dari Leo Tolstoy: Tuhan Maha Tahu"